Unbelievable.... bertemu dengan bintang timur?
patahkah sayap ini?
hilangkah raga ini?
atau putihkah mata ini?
diantara sekian gugusan bintang, ia memilih sejenak melabuh di hadapan saya!
kiranya kerjapan itu dapat berlangsung abadi, hingga tetes kata terakhir.
masih berharap waktu berhenti sejenak hingga kembali ruang menyatu,
dalam kelebat cahaya terang, dan taburan debu angkasa.
terimakasih telah berbagi ruang, berbagi waktu dan berbagi kata-kata.
Monday, October 09, 2006
Monday, August 14, 2006
Skeptisisme
Skeptisisme
Penglihatan kali ini berkaca pada salah satu bentuk teori idola sayah, Descartes, skeptisisme.
Pengertian skeptisisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa pengetahuan tidaklah mungkin berperan dalam beberapa wilayah penelitian. Agak sulit dimengerti? Peny sederhanakan…
Jadi skeptisisme setara dengan perkataan ini: “tidak mungkin kita dapat mengetahuinya”, pandangan yang mungkin bersifat negatif atas segala sesuatu yang kita lihat dan pelajari.
Yang ingin saya sampaikan disini yaitu, pandangan terhadap sifat skeptik ini.
Pertama, memang ada beberapa hal di dunia ini yang kita kira kita ketahui, ternyata tidak. Jadi bersifat skeptis itu tidaklah salah dalam beberapa hal, seperti yang diyakini Descartes, mengenai masalah eksistensialisme, apakah manusia yakin mengetahui kebenaran tentang keberadaan mereka di dunia ini? Tentang pikiran yang mengendalikan system pengetahuan dalam otak kita yang diinjeksikan oleh para monster jahat yang mengambil alih kehidupan manusia? Tentang bagaimana Tuhan dilibatkan dalam substansi filsafat kehidupan, sehingga semua ilmu pengetahuan riil seketika lenyap oleh adanya mukjizat?
Mungkin saja, dunia ini sangat berbeda dengan dunia yang ada dalam pikiran kita, dan yang kita kira ketahui ternyata tidak kita ketahui. Kita meyakinkan berbagai hal tentang dunia, padahal sebenarnya kita tidak tahu apa2.
Kedua, kejelekan sifat skeptis yang melekat dalam setiap pribadi lepas pribadi, yang tidak berhubungan lagi dengan ilmu yang berkaitan dengan yang transenden, tidak terjamah. Seperti hal-hal yang disebutkan di atas. Contoh: kehidupan social dan psikologi. Kadang saya menemukan banyaknya orang-orang skeptis terhadap kehidupan mereka yang notabene lebih nyata daripada hal-hal berbau relativitas dan transenden. Misal: kasus ujian akhir semester, banyak mahasiswa yang berpandangan skeptis terhadap dirinya sendiri tentang soal ujian,dll. Lalu kasus seputar masalah cinta, perasaan takut akan pembuktian mengenai kebenaran tentang perasaan si lawan jenis. Padahl dalam kasus-kasus ini, manusia memegang andil untuk mengetahui jawabannya. Jadi kunci bukan dipegang oleh yang tak tersentuh, melainkan oleh kekuatan diri.
Descartes mungkin menggunakan standard pengetahuan yang tinggi, namun yang perlu kita pelajari di sini adalah pandangan Descartes tampaknya mengatakan bahwa pengetahuan melibatkan kepastian, dalam arti bahwa untuk mengetahui tentang sesuatu, kita harus merasa pasti tentang sesuatu itu. Hal ini berlaku dalam system ilmu pengetahuan yang tak terbatas, mustahil, karena dia berbicara mengenai identitas diri dalam bentuk eksistensialisme yang berkepanjangan.
Namun yang saya bicarakan disini, pandangan skeptis akan lah-hal berbau sosiologi dan komunikasi kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu memang tidak dapat kita prediksi keabsahannya, tetapi sebagai manusia kita dapat berusaha untuk menaklukkan tingkat “ketidaktahuan” menjadi “mengetahui”, dengan keputusan yang kita ambil sendiri. Jangan sampai mengulang sejarah filsuf idola sayah yang memiliki kedigdayaan skeptisisme sehingga apa yang sudah ia keluarkan sebagai teori-teori filsafat yang cukup popular pun akhirnya dipertanyakan keabsahannya karena ia adalah salah satu orang yang menganut pandangan skeptis ini.
*hidup tukang kritik*
Wednesday, August 02, 2006
Summer Kiss Upon The sky
Remember the heat remember the summer,
We first met each other,
Unlike the ocean heave
Beneath the clean free smile
Out in the breeze way
Down by the shore
As we lay together
Under the blue sky high
Barely enough touch soul
Lay in your arms of summer
Strengthen the threads of minds
When we only have hardly enough……
Ship to land
Never lost forever
But now I’m gone
So long……So long……
We first met each other,
Unlike the ocean heave
Beneath the clean free smile
Out in the breeze way
Down by the shore
As we lay together
Under the blue sky high
Barely enough touch soul
Lay in your arms of summer
Strengthen the threads of minds
When we only have hardly enough……
Ship to land
Never lost forever
But now I’m gone
So long……So long……
Saturday, May 06, 2006
Sedikit Percakapan di Kala Sunyi Menjelang
Tiba- tiba ada seorang teman dari masa perkenalan awal 9 tahun yang lalu, berbicara melalui saluran telpon, ngajak nonton Tiesto, wah ada aps dengan Tiesto? Karena teman dari 2 tahun yang lalu pun mengajak, dan teman dari 4 tahun yang lalu pun pergi kesana gitu.
Jawaban “Nggak ah”, ‘Knapaaa? Gue bayarin loh’, “Masaaa?”
Akhirnya percakapan berakhir dengan “Ajak Rendy ajah, doi pasti mau gratisan (sorry ya ren, hehe)”
Di ulang dari sini ‘Knapaaa?’ dia bertanya.
Trus diri ini sendiri bertanya juga ‘Iya ya Knapa?’
Merenung-renung renung, ada kali sampe nasi dingin. Si pus tertidur, Playlist di WMP abis, hmmm…
Tiba2 seperti biasa ada yang menjawab
Itu bukan area kita (KITA???? Rifan pasti ngomel2 nih)
Keramaian bukanlah tempat dimana kita merasa bahagia
Dalam bising aku merasa pusing
Dalam riuh aku merasa sesak
Dalam ramai aku tersesat
Yang kita butuhkan adalah melayang dalam sunyi
“Halo? Ini siapa yang berbicara ya?”
Tidak penting siapa yang berbahasa, dalam diam kita berlima dapat saling berbicara tanpa harus berkata-kata.
“Jadi, kesunyian adalah area kita?”
Bukan, kita adalah tempat, kita adalah area itu sendiri, sunyi hanya salah satu bentuk yang dapat beradaptasi dengan area.
Ya, sunyi disini bukan berarti sendiri, kita tidak pernah sendiri, kami selalu ada bersamamu.
Tapi kenapa aku masih takut sendirian? Aku tau kalian ada disini, tapi kalian kan tidak berwujud, hanya tinggal di dalam satu bentuk ragawi dengan pemahaman-pemahaman yang berbeda.
Wujud hanyalah satu kekayaan duniawi yang terlihat oleh kasat mata, sedangkan pemikiran adalah kekayaan batin yang tak terukur.
“oo, jadi ini pikiran yang berbicara bukan?”
…….
Kenapa hanya sunyi? Adakah yang lain? Halo?
Karena dalam sunyi kita dapat saling mendengar, berbicara dan menemukan segala sesuatu yang selalu kamu pertanyakan setiap saat.
Hey, lalu bisakah kau jawab segala pertanyaan ku untuk si bintang timur? *ting ting*
Hhh…. Semua itu sebenarnya sudah jelas terjawab bahkan ketika engkau belum menanyakannya. Tapi kenapa masih di pertanyakan?
Karena selama ini pikiran selalu memberikan bunga-bunga ilusinya yang semakin lama semakin berkembang tanpa arah, pikiran sungguh menyesatkan…..hiks, jadi semuanya itu tidak akan terwujud yah? Bintang timur, I miss u so much, dia itu sudah menjadi endapan zat adiktif yang pada saat-saat tidak terduga kembali berpusar dan meminta dosis lebih agar menjadi seimbang. Jadi selama ini aku sakit donk ah? Gimana siy pikiran-pikiran..hhhh
Yang menyesatkan bukan pikiran. Ego dirimu sendirilah yang menginginkannya bukan? Pikiran hanya dapat memvisualisasikan apa yang kau inginkan. Kami selalu bertindak sesuai dengan apa yang kamu inginkan, hanya sesekali waktu jika kamu menginginkan kami dapat pula bebicara dan menjawab segala sesuatu yang kau pertanyakan mengenai dirimu sendirii, yah, karena tidak ada yang mengenalmu lebih dalam kecuali kami.
Ya ya, Aku akan selalu mencintai kalian wahai roh, hati, jiwa dan pikiran.
Jawaban “Nggak ah”, ‘Knapaaa? Gue bayarin loh’, “Masaaa?”
Akhirnya percakapan berakhir dengan “Ajak Rendy ajah, doi pasti mau gratisan (sorry ya ren, hehe)”
Di ulang dari sini ‘Knapaaa?’ dia bertanya.
Trus diri ini sendiri bertanya juga ‘Iya ya Knapa?’
Merenung-renung renung, ada kali sampe nasi dingin. Si pus tertidur, Playlist di WMP abis, hmmm…
Tiba2 seperti biasa ada yang menjawab
Itu bukan area kita (KITA???? Rifan pasti ngomel2 nih)
Keramaian bukanlah tempat dimana kita merasa bahagia
Dalam bising aku merasa pusing
Dalam riuh aku merasa sesak
Dalam ramai aku tersesat
Yang kita butuhkan adalah melayang dalam sunyi
“Halo? Ini siapa yang berbicara ya?”
Tidak penting siapa yang berbahasa, dalam diam kita berlima dapat saling berbicara tanpa harus berkata-kata.
“Jadi, kesunyian adalah area kita?”
Bukan, kita adalah tempat, kita adalah area itu sendiri, sunyi hanya salah satu bentuk yang dapat beradaptasi dengan area.
Ya, sunyi disini bukan berarti sendiri, kita tidak pernah sendiri, kami selalu ada bersamamu.
Tapi kenapa aku masih takut sendirian? Aku tau kalian ada disini, tapi kalian kan tidak berwujud, hanya tinggal di dalam satu bentuk ragawi dengan pemahaman-pemahaman yang berbeda.
Wujud hanyalah satu kekayaan duniawi yang terlihat oleh kasat mata, sedangkan pemikiran adalah kekayaan batin yang tak terukur.
“oo, jadi ini pikiran yang berbicara bukan?”
…….
Kenapa hanya sunyi? Adakah yang lain? Halo?
Karena dalam sunyi kita dapat saling mendengar, berbicara dan menemukan segala sesuatu yang selalu kamu pertanyakan setiap saat.
Hey, lalu bisakah kau jawab segala pertanyaan ku untuk si bintang timur? *ting ting*
Hhh…. Semua itu sebenarnya sudah jelas terjawab bahkan ketika engkau belum menanyakannya. Tapi kenapa masih di pertanyakan?
Karena selama ini pikiran selalu memberikan bunga-bunga ilusinya yang semakin lama semakin berkembang tanpa arah, pikiran sungguh menyesatkan…..hiks, jadi semuanya itu tidak akan terwujud yah? Bintang timur, I miss u so much, dia itu sudah menjadi endapan zat adiktif yang pada saat-saat tidak terduga kembali berpusar dan meminta dosis lebih agar menjadi seimbang. Jadi selama ini aku sakit donk ah? Gimana siy pikiran-pikiran..hhhh
Yang menyesatkan bukan pikiran. Ego dirimu sendirilah yang menginginkannya bukan? Pikiran hanya dapat memvisualisasikan apa yang kau inginkan. Kami selalu bertindak sesuai dengan apa yang kamu inginkan, hanya sesekali waktu jika kamu menginginkan kami dapat pula bebicara dan menjawab segala sesuatu yang kau pertanyakan mengenai dirimu sendirii, yah, karena tidak ada yang mengenalmu lebih dalam kecuali kami.
Ya ya, Aku akan selalu mencintai kalian wahai roh, hati, jiwa dan pikiran.
Monday, April 24, 2006
Pertanyaan yang bahkan 4 manusia dalam diri ini tidak dapat menjawab
Sebenarnya untuk siapa kata-kata tersebut, bintang timur?
Hanya kau ciptakan atas ilusi atau imajinasi indah?
Mungkinkah kau telah mengalami itu semua?
Cinta, Benci, Amarah, Dendam, KeTuhanan akan individumu?
Ya ampyuuunn, udah beberapa edisi, masih aja, dia dia dia, mungkinsemua orang akan menganggap gila diri ini. Punguk merindu bulan kali ya? Mending punguk, kupu2 kecil dengan serpihan2 sayapnya. Bukan lagi bulan,lebih jauh lagi, bintang timur, sang venus yang selalu bersinar cerah di malam dan pagi hari. Hingga kemudian, mereka menjawab….
Hanya kau ciptakan atas ilusi atau imajinasi indah?
Mungkinkah kau telah mengalami itu semua?
Cinta, Benci, Amarah, Dendam, KeTuhanan akan individumu?
Ya ampyuuunn, udah beberapa edisi, masih aja, dia dia dia, mungkinsemua orang akan menganggap gila diri ini. Punguk merindu bulan kali ya? Mending punguk, kupu2 kecil dengan serpihan2 sayapnya. Bukan lagi bulan,lebih jauh lagi, bintang timur, sang venus yang selalu bersinar cerah di malam dan pagi hari. Hingga kemudian, mereka menjawab….
Sunday, April 16, 2006
Bintang Timur
Aku terpuruk………… mati oleh tatapmu.
Aku terdiam…………… beku oleh pesonamu
Aku terbakar………….. leleh oleh suaramu
Mungkinkah … dia?
Kupu-kupu kecil ini berusaha menggapai bintang timur.
Sempat bertemu dalam kejapan laju bintang jatuh, yang mempersilahkan sayap ini menumpang pada bahunya untuk sejenak bertatap dengan bintang timur.
Saat itu terasa seperti zat adiktif yang rasanya terus meminta untuk kembali. Akankah bertemu lagi untuk kedua kalinya wahai bintang timur?
Haruskah tiap kerinduan mengorbankan serpihan sayap kecilku ini?
Mungkinkah kita bertemu dalam jejak yang sama? Bukan hanya sekedar melintas, namun sejenak berjalan bersama tanpa batas? Mampukah sayap kecilku ini menahan arus udara yang bergerak dengan cepat seiring bersinarnya dirimu?
Dapatkah semua pertanyaan ini kau jawab wahai bintang timur? Atau haruskah kubertanya pada kakek waktu?
Note: Knapa bintang timur? Karena walaupun pagi menjelang ia tetap bersinar dengan terang.
Aku terdiam…………… beku oleh pesonamu
Aku terbakar………….. leleh oleh suaramu
Mungkinkah … dia?
Kupu-kupu kecil ini berusaha menggapai bintang timur.
Sempat bertemu dalam kejapan laju bintang jatuh, yang mempersilahkan sayap ini menumpang pada bahunya untuk sejenak bertatap dengan bintang timur.
Saat itu terasa seperti zat adiktif yang rasanya terus meminta untuk kembali. Akankah bertemu lagi untuk kedua kalinya wahai bintang timur?
Haruskah tiap kerinduan mengorbankan serpihan sayap kecilku ini?
Mungkinkah kita bertemu dalam jejak yang sama? Bukan hanya sekedar melintas, namun sejenak berjalan bersama tanpa batas? Mampukah sayap kecilku ini menahan arus udara yang bergerak dengan cepat seiring bersinarnya dirimu?
Dapatkah semua pertanyaan ini kau jawab wahai bintang timur? Atau haruskah kubertanya pada kakek waktu?
Note: Knapa bintang timur? Karena walaupun pagi menjelang ia tetap bersinar dengan terang.
Friday, April 07, 2006
samudraku
Hanyut aku dalam pelukmu
Tiada aku tanpa adamu
Hilang aku dalam leburmu
Harum aku dalam nafasmu
Peluk aku sayang,
dalam rengkuhan tak berbatas
jiwa ini kan selalu merindu walau tanpa temu
Cium aku sayang,
dalam samudra belahan jiwa
saat rasa masih menikmati hangatnya senyuman
ijinkan aku merindu, walau belum bertemu
ijinkan aku bertemu, untuk melepas rindu
ijinkan aku melihat, agar aku tahu
apakah Tuhan menciptakan kau untukku?
apakah ini semua hanya khayalan semu?
Ijinkan aku tahu, walaupun kan berakhir biru
Coming soon 080406
Tiada aku tanpa adamu
Hilang aku dalam leburmu
Harum aku dalam nafasmu
Peluk aku sayang,
dalam rengkuhan tak berbatas
jiwa ini kan selalu merindu walau tanpa temu
Cium aku sayang,
dalam samudra belahan jiwa
saat rasa masih menikmati hangatnya senyuman
ijinkan aku merindu, walau belum bertemu
ijinkan aku bertemu, untuk melepas rindu
ijinkan aku melihat, agar aku tahu
apakah Tuhan menciptakan kau untukku?
apakah ini semua hanya khayalan semu?
Ijinkan aku tahu, walaupun kan berakhir biru
Coming soon 080406
Monday, April 03, 2006
Jawaban Atas Segala Antonimisme Sang Jiwa
Bukan mimpi, bukan realita
Segala sesuatu yang kuperlihatkan adalah apa yang terlihat
Berjalan adalah suatu pilihan
Dan aku memilih untuk terbang
Melihat dari atas bukanlah ilusi
Melainkan perspektif yang efektif
Terbangun dari mimpi adalah realita
Namun tersadar dari realita itu apa?
Tingkat ilusi dan khayal telah terlampaui
Kini aku melayang lebih jauh dan semuanya terlihat lebih jelas
Segala sesuatu di luar mimpi dan realita kemudian memenuhi kanvas
Memandang dari sudut yang berbeda adalah jawaban
Mendengar dalam kegelapan pikiran adalah pertanyaan
Bukan mimpi, bukan realita
Segala sesuatu yang kuperlihatkan adalah apa yang kulihat
Segala sesuatu yang kuperlihatkan adalah apa yang terlihat
Berjalan adalah suatu pilihan
Dan aku memilih untuk terbang
Melihat dari atas bukanlah ilusi
Melainkan perspektif yang efektif
Terbangun dari mimpi adalah realita
Namun tersadar dari realita itu apa?
Tingkat ilusi dan khayal telah terlampaui
Kini aku melayang lebih jauh dan semuanya terlihat lebih jelas
Segala sesuatu di luar mimpi dan realita kemudian memenuhi kanvas
Memandang dari sudut yang berbeda adalah jawaban
Mendengar dalam kegelapan pikiran adalah pertanyaan
Bukan mimpi, bukan realita
Segala sesuatu yang kuperlihatkan adalah apa yang kulihat
Monster Diri
Aku. Aku. Aku.
Diam hampa kumelihat
Cermin hati yang membenci
Kobaran api kedengkian
Membakar hati yang tipis
Ijinkanku menangis dalam diam
Tenggelam dalam genangan
Kuberharap peluh dan airmata
Memberikan segenap kemampuannya
Untuk ku sejenak melihat
Dalam kedamaian dunia
Kuundang kau datang, wahai wujud kedamaian
Padamkan kobaran api kebencian
Yang membakar seluruh bagian tubuh ini
Melihat dalam gelap
Mendengar dalam bising
Menangis dalam sunyi
Meratap dalam hampa
Dan lalu kubertanya.
Adakah terang dalam ruang?
Diam hampa kumelihat
Cermin hati yang membenci
Kobaran api kedengkian
Membakar hati yang tipis
Ijinkanku menangis dalam diam
Tenggelam dalam genangan
Kuberharap peluh dan airmata
Memberikan segenap kemampuannya
Untuk ku sejenak melihat
Dalam kedamaian dunia
Kuundang kau datang, wahai wujud kedamaian
Padamkan kobaran api kebencian
Yang membakar seluruh bagian tubuh ini
Melihat dalam gelap
Mendengar dalam bising
Menangis dalam sunyi
Meratap dalam hampa
Dan lalu kubertanya.
Adakah terang dalam ruang?
Airmata. Tangis. Sunyi.
Segalanya berawal dari airmata, yang merubah semuanya menjadi buram, dunia dipenuhi keabu-abuan, segalanya menjadi tidak pasti, tidak jelas, tidak.. sempurna. Pun airmata itu.
Keabu-abuan itu menumpuk hingga menjadikan segala sesuatunya gelap, tangisan terdengar, mengiringi perjalanan airmata. Kesedihan memimpin, keraguan mendampingi, hingga arak-arakan tersebut menghilang… tibalah segala sesuatunya dalam tapak kesunyian.
Sunyi……
Sunyi yang menghampar, memastikan semuanya mendapat tempat, berdiam diri bersama, mengosongkan pikiran, dan hanya bisu yang berbicara.
Kesaktian sunyi memecah gelombang kebisingan tangis, menyibak genangan airmata. Dalam diam semua terlihat dengan jelas, hitam atau putih?
Yang jelas bukan abu-abu.
Biggest Fear
*out of record*
Keabu-abuan itu menumpuk hingga menjadikan segala sesuatunya gelap, tangisan terdengar, mengiringi perjalanan airmata. Kesedihan memimpin, keraguan mendampingi, hingga arak-arakan tersebut menghilang… tibalah segala sesuatunya dalam tapak kesunyian.
Sunyi……
Sunyi yang menghampar, memastikan semuanya mendapat tempat, berdiam diri bersama, mengosongkan pikiran, dan hanya bisu yang berbicara.
Kesaktian sunyi memecah gelombang kebisingan tangis, menyibak genangan airmata. Dalam diam semua terlihat dengan jelas, hitam atau putih?
Yang jelas bukan abu-abu.
Biggest Fear
*out of record*
Perjalanan hari
Untaian panjang garis pembatas ketakutan kesedihan. Menghampar sepanjang tepian hidup, memanjang tak hentinya dalam setiap waktu yang berpacu dengan umur.
Tua.
Takutkan menjadi tua? Atau takut mejadi dewasa?
Dewasa dalam tolok ukur apa, perbuatan, pemikiran?
Saat ini tak ada yang menjawab, segalanya membisu. Dimana sang jiwa? Pikiran bertanya…
Ternyata dia menjawab…. Terlalu bising, saat ini, biarkan sunyi kembali memeluk, hingga kembali nafasku tuk menjawab. Jangan biarkan ketakutan datang merenda bentengnya.
Tua.
Takutkan menjadi tua? Atau takut mejadi dewasa?
Dewasa dalam tolok ukur apa, perbuatan, pemikiran?
Saat ini tak ada yang menjawab, segalanya membisu. Dimana sang jiwa? Pikiran bertanya…
Ternyata dia menjawab…. Terlalu bising, saat ini, biarkan sunyi kembali memeluk, hingga kembali nafasku tuk menjawab. Jangan biarkan ketakutan datang merenda bentengnya.
Pengantar Senja
yang datang dan yang pergi
semua yang hilang kan berganti
yang lalu jangan biarkan berlalu
manusia hidup di atas kaki kaki memori
dapat mencapai tempat ini
merupakan tumpuan dari jutaan kenangan yang menyertai
yang kini hinggaplah asa
di dalamnya terdapat makna
menuju damai yang terasa
makin menjauh di kala haus
dan ketika semuanya berlalu, yang tersisa lalu apa?
semua yang berlalu pasti membawa menuju yang baru
saat ini yang terasa .... biasa ajah siy?!.
perjalanan ini memang belum berakhir
dalam tenang menuju takdir
hingga senja terakhir
*dalam menghirup nafas hidup* (bengek)
semua yang hilang kan berganti
yang lalu jangan biarkan berlalu
manusia hidup di atas kaki kaki memori
dapat mencapai tempat ini
merupakan tumpuan dari jutaan kenangan yang menyertai
yang kini hinggaplah asa
di dalamnya terdapat makna
menuju damai yang terasa
makin menjauh di kala haus
dan ketika semuanya berlalu, yang tersisa lalu apa?
semua yang berlalu pasti membawa menuju yang baru
saat ini yang terasa .... biasa ajah siy?!.
perjalanan ini memang belum berakhir
dalam tenang menuju takdir
hingga senja terakhir
*dalam menghirup nafas hidup* (bengek)
Wednesday, March 22, 2006
Antonimisme Jiwa yang Terhanyut
Melihat dalam gelap
Membuta dalam terang
Samakah langit kurasa hari ini?
Dan ketika kubertanya, mereka menjawab
… ……
Hanya aku yang dapat mendengar.
Kicauan burung memenuhi pikiran
…. hanya pikiran.
Berarti sekali lagi, hanya aku yang dapat mendengar.
Desahan angin melewati lubang telinga.
Mereka berbisik…. Dalam nada
Hanya aku yang dapat mengerti.
Jubah malam menyelimuti senja.
Mereka berbincang…. melalui senyap
Hanya aku yang dapat merasa.
Sang bunga menebar warna.
Ia dewasa… dalam gelap
Hanya aku yang dapat melihat
Pangeran mencintai dengan plaktonisnya
Dia memeluk……... dalam angan.
Hanya aku yang dapat melihat.
Membuta dalam terang
Samakah langit kurasa hari ini?
Dan ketika kubertanya, mereka menjawab
… ……
Hanya aku yang dapat mendengar.
Kicauan burung memenuhi pikiran
…. hanya pikiran.
Berarti sekali lagi, hanya aku yang dapat mendengar.
Desahan angin melewati lubang telinga.
Mereka berbisik…. Dalam nada
Hanya aku yang dapat mengerti.
Jubah malam menyelimuti senja.
Mereka berbincang…. melalui senyap
Hanya aku yang dapat merasa.
Sang bunga menebar warna.
Ia dewasa… dalam gelap
Hanya aku yang dapat melihat
Pangeran mencintai dengan plaktonisnya
Dia memeluk……... dalam angan.
Hanya aku yang dapat melihat.
Menjamu Malam
Berpikir dalam detak waktu, sekian menit terlewati dalam penat
kapan berakhir dengan sukacita? Hingga kini hanya lelah yang mendampingi
setiap saat berkelit dalam ruang hampa bernama kreativitas
hampa? Karena terlalu banyak sesuatu yang memiliki kesempatan namun terlewati begitu saja dalam arus waktu, hingga lenyap tak berbatas.
sekian detik kembali berlalu, memapah sepotong jiwa ini untuk tetap berkelit.
meminta dengan hormat agar waktu berhenti sesaat, hingga raga ini dapat beristirahat sejenak.
Keabsahan kata sudah tak bermakna, yang ada hanya barisan huruf terlihat abstrak tanpa busana. Semua terserap dalam angin kematangan pikiran. pikiran siapa? Pikiran yang melebihi semua bentuk pemikiran manusia. Loncatan kuantum.
Ingin sekali merasakan berada dalam pusaran relativitas saat kejadian itu berlangsung, terhanyut dalam keabstrakan dunia. dunia apa?
Dunia dimana setiap individu tak perlu berpikir untuk mencapai sesuatu yang solid.
Dimana pemikiran merupakan bunga mimpi abadi, karena tanpa berpikir segala sesuatu telah berpijak pada tempatnya. memberikan tempat pada setiap pribadi, luas tak berbatas.
Beribu-ribu awan, berjuta-juta bintang. Sejauh kilatan cahaya, sedekat kedipan mata.
Kembali pada dunia nyata, semua terlampaui jejak waktu yang semakin terkikis. Masih berharap senja belum tenggelam ketika sampai di rumah.
bersantai di kamar mungil
bermain dengan pencuri kecil
bercengkrama bersama mama
bergumul dengan roh-ku terdalam
berharap ia datang di saat tak terduga,
menyejukkan hati, menghangatkan jiwa.
kapan berakhir dengan sukacita? Hingga kini hanya lelah yang mendampingi
setiap saat berkelit dalam ruang hampa bernama kreativitas
hampa? Karena terlalu banyak sesuatu yang memiliki kesempatan namun terlewati begitu saja dalam arus waktu, hingga lenyap tak berbatas.
sekian detik kembali berlalu, memapah sepotong jiwa ini untuk tetap berkelit.
meminta dengan hormat agar waktu berhenti sesaat, hingga raga ini dapat beristirahat sejenak.
Keabsahan kata sudah tak bermakna, yang ada hanya barisan huruf terlihat abstrak tanpa busana. Semua terserap dalam angin kematangan pikiran. pikiran siapa? Pikiran yang melebihi semua bentuk pemikiran manusia. Loncatan kuantum.
Ingin sekali merasakan berada dalam pusaran relativitas saat kejadian itu berlangsung, terhanyut dalam keabstrakan dunia. dunia apa?
Dunia dimana setiap individu tak perlu berpikir untuk mencapai sesuatu yang solid.
Dimana pemikiran merupakan bunga mimpi abadi, karena tanpa berpikir segala sesuatu telah berpijak pada tempatnya. memberikan tempat pada setiap pribadi, luas tak berbatas.
Beribu-ribu awan, berjuta-juta bintang. Sejauh kilatan cahaya, sedekat kedipan mata.
Kembali pada dunia nyata, semua terlampaui jejak waktu yang semakin terkikis. Masih berharap senja belum tenggelam ketika sampai di rumah.
bersantai di kamar mungil
bermain dengan pencuri kecil
bercengkrama bersama mama
bergumul dengan roh-ku terdalam
berharap ia datang di saat tak terduga,
menyejukkan hati, menghangatkan jiwa.
pencuri kecil
Terbaring di sampingku..
Pencuri kecil yang datang tiba-tiba,
apa yang dicurinya?
sebagian hatiku yang tidak lagi utuh ini.
Datang tak terduga yang kemudian menyelinap dalam celah kecil ruang hatiku
Dan sekarang dia menetap disana dengan kokoh
Apa yang kau lakukan pencuri kecil?
Segenap hatiku meleleh oleh lelapnya
Seluruh pikiranku luluh oleh tatapnya.
Apa yang harus kulakukan? Si pencuri telah berada jauh di dasar lubuk hatiku
Jangan pergi
Jangan terluka
Jangan melukai..ku
wahai pencuri kecilku
Kini yang sedang terlelap dalam gelapnya malam, lembutnya selimut dan hangatnya perhatian.
Slamat tidur pencuri kecilku.
Diri ini selalu menyayangmu
Pencuri kecil yang datang tiba-tiba,
apa yang dicurinya?
sebagian hatiku yang tidak lagi utuh ini.
Datang tak terduga yang kemudian menyelinap dalam celah kecil ruang hatiku
Dan sekarang dia menetap disana dengan kokoh
Apa yang kau lakukan pencuri kecil?
Segenap hatiku meleleh oleh lelapnya
Seluruh pikiranku luluh oleh tatapnya.
Apa yang harus kulakukan? Si pencuri telah berada jauh di dasar lubuk hatiku
Jangan pergi
Jangan terluka
Jangan melukai..ku
wahai pencuri kecilku
Kini yang sedang terlelap dalam gelapnya malam, lembutnya selimut dan hangatnya perhatian.
Slamat tidur pencuri kecilku.
Diri ini selalu menyayangmu
Thursday, January 12, 2006
ya ampun
mau ngetik online diary ajah susahnya minta ampun...
tapi kenapa? knapa tetap bertahan, dalam sesaknya jaring laba-laba yang telah dihuni jutaan manusia dari seluruh dunia?
server bukan cuman satu, tapi coba pikirkan, pikirkan. siapa yang mengendalikan seluruh jaringan internet di seluruh dunia?
apakah jaring ini telah berdiri sendiri dan hidup dalam setiap lembar kawat kabel?
pertanyaan-pertanyaan yang aneh untuk sebuah halaman yang dituliskan dalam bentuk serat-serat jaringan itu pula.
lalu knapa saya, anda, dan mereka dapat terjebak dalam lengketnya jaring maya yang merupakan salah satu media pososial ini?
permasalahan waktu dan ruangkah yang membuat segalanya menjadi mungkin dalam dunia ini?
coba bayangkan, dunia tanpa internet saat ini. hiyyy. bagi yang setiap hari hidup dengannya pasti terasa amat sangat mengerikan. tapi tebak, tebak, ternyata masih ada juga komunitas yang tidak menyentuh keberadaan dunia serba bisa ini. aneh bukan? bukan aneh? atau justru kami, kita yang menggunakan fasilitas komunikasi global ini yang aneh? hmm.. pertanyaan yang aneh.
retoris atau memang tidak ada jawaban yang pasti mengenai hal ini?
lah, gimana yang nulis...
lagi error nih, mungkin ini bukannya sedikit bunga pikiran, hanya kotoran yang tersendat yang perlu dibuang sehingga tidak menghalangi jalannya pikiran yang jernih, hihihihi...
tapi kenapa? knapa tetap bertahan, dalam sesaknya jaring laba-laba yang telah dihuni jutaan manusia dari seluruh dunia?
server bukan cuman satu, tapi coba pikirkan, pikirkan. siapa yang mengendalikan seluruh jaringan internet di seluruh dunia?
apakah jaring ini telah berdiri sendiri dan hidup dalam setiap lembar kawat kabel?
pertanyaan-pertanyaan yang aneh untuk sebuah halaman yang dituliskan dalam bentuk serat-serat jaringan itu pula.
lalu knapa saya, anda, dan mereka dapat terjebak dalam lengketnya jaring maya yang merupakan salah satu media pososial ini?
permasalahan waktu dan ruangkah yang membuat segalanya menjadi mungkin dalam dunia ini?
coba bayangkan, dunia tanpa internet saat ini. hiyyy. bagi yang setiap hari hidup dengannya pasti terasa amat sangat mengerikan. tapi tebak, tebak, ternyata masih ada juga komunitas yang tidak menyentuh keberadaan dunia serba bisa ini. aneh bukan? bukan aneh? atau justru kami, kita yang menggunakan fasilitas komunikasi global ini yang aneh? hmm.. pertanyaan yang aneh.
retoris atau memang tidak ada jawaban yang pasti mengenai hal ini?
lah, gimana yang nulis...
lagi error nih, mungkin ini bukannya sedikit bunga pikiran, hanya kotoran yang tersendat yang perlu dibuang sehingga tidak menghalangi jalannya pikiran yang jernih, hihihihi...
Subscribe to:
Posts (Atom)