Sunday, October 24, 2004

Tenggelam

Saat ini, aku telah berada di dasar samudera duniaku. Terkubur dalam dunia kecilku, yang selalu melingkupi kemanapun diri ini berada.

Pada awalnya, dunia ini terasa nyaman, namun ketika aku merasa telah terlalu jauh tenggelam di dalamnya, tak sedikitpun dahaga ini terlepaskan.



Aku kini hanyalah jasad yang mengering dalam samudera terdalam dunia buatanku sendiri.

Yah, aku adalah kesunyian yang membeku...


Mendekat, tapi tak ingin didekati..
Menjauh, tapi tak ingin dijauhi.....
Sebuah komposisi kompleks yang kuciptakan sendiri untuk seorang tokoh dalam diriku... yaitu aku.

Duniaku, hanyalah kekosongan, yang kuciptakan untuk menempatkan jiwa yang sesak dengan segala kepenatan hidup.

Sunday, October 10, 2004

Sampailah kita pada persimpangan...

Mungkin ada kalanya kita harus menempuh jalan yang berbeda, karena kita telah sampai pada titik bifurkasi yang mengharuskan kita untuk mengambil arah yang berbeda.

Mungkin dengan cara ini kita dapat membuat ruang di antara kita, yang dapat meleburkan diri masing-masing dari pikiran-pikiran yang membuat kita.... lupa akan segala sesuatu.

Mungkin dengan segala keterbatasan dalam diri manusia kita, kita dapat lebih banyak belajar dan memahami arti sebuah perbedaan. Dalam setiap perjalanan hidup, kita akan selalu menemui bifurkasi itu sendiri untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik, dengan bertumbuh dan mengambil keputusan...

Mungkin memang harus ada ruang diantara kita...
Ruang yang lebih membebaskan dirimu dari dunia kita yang ternyata, membuatmu merasa terbelenggu.
Apabila ruang itu terasa lebih baik, mungkin jiwa dan ragamu bisa tinggal lebih lama di dalamnya, karena ternyata ruang yang kita tempati bersama selama ini, sudah tidak lagi membuatmu merasa nyaman.

Tidak ada yang patut disesali, bagiku. Karena bagaimanapun kita telah membuat ruang tersebut menjadi indah. Hingga saat kita tinggalkanpun, ruang itu patut dilihat dan dikenang yang menjadikannya indah.

Sekali lagi, terimakasih telah berbagi ruang, berbagi serbuk kebahagiaan, walaupun tidak ada yang abadi, akan kusimpan memori kebahagiaan itu selalu dalam ruang kecil yang telah kubangun untuk menempatkan segala sesuatu yang tak ingin kulupakan.

Maafkan atas belenggu yang selama ini mengikat, bagimu.

Maafkan atas segala perbedaan yang membuatmu terluka...

Maafkan atas segala sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman dalam perjalanan kita.
Tentang kita adalah tentang perjalanan penuh tawa dan air mata, dimana saat ini air mata dan tawa itu telah menemukan jalannya sendiri, sehingga... saat ini... kita harus menempuh jalan yang berbeda, untuk belajar hidup dalam ruang baru yang mungkin membuatmu merasa lebih nyaman...