Wednesday, March 22, 2006

Antonimisme Jiwa yang Terhanyut

Melihat dalam gelap
Membuta dalam terang

Samakah langit kurasa hari ini?

Dan ketika kubertanya, mereka menjawab

… ……

Hanya aku yang dapat mendengar.

Kicauan burung memenuhi pikiran

…. hanya pikiran.

Berarti sekali lagi, hanya aku yang dapat mendengar.

Desahan angin melewati lubang telinga.
Mereka berbisik…. Dalam nada

Hanya aku yang dapat mengerti.

Jubah malam menyelimuti senja.
Mereka berbincang…. melalui senyap

Hanya aku yang dapat merasa.

Sang bunga menebar warna.
Ia dewasa… dalam gelap

Hanya aku yang dapat melihat

Pangeran mencintai dengan plaktonisnya
Dia memeluk……... dalam angan.

Hanya aku yang dapat melihat.

Menjamu Malam

Berpikir dalam detak waktu, sekian menit terlewati dalam penat
kapan berakhir dengan sukacita? Hingga kini hanya lelah yang mendampingi
setiap saat berkelit dalam ruang hampa bernama kreativitas

hampa? Karena terlalu banyak sesuatu yang memiliki kesempatan namun terlewati begitu saja dalam arus waktu, hingga lenyap tak berbatas.
sekian detik kembali berlalu, memapah sepotong jiwa ini untuk tetap berkelit.
meminta dengan hormat agar waktu berhenti sesaat, hingga raga ini dapat beristirahat sejenak.

Keabsahan kata sudah tak bermakna, yang ada hanya barisan huruf terlihat abstrak tanpa busana. Semua terserap dalam angin kematangan pikiran. pikiran siapa? Pikiran yang melebihi semua bentuk pemikiran manusia. Loncatan kuantum.
Ingin sekali merasakan berada dalam pusaran relativitas saat kejadian itu berlangsung, terhanyut dalam keabstrakan dunia. dunia apa?

Dunia dimana setiap individu tak perlu berpikir untuk mencapai sesuatu yang solid.
Dimana pemikiran merupakan bunga mimpi abadi, karena tanpa berpikir segala sesuatu telah berpijak pada tempatnya. memberikan tempat pada setiap pribadi, luas tak berbatas.
Beribu-ribu awan, berjuta-juta bintang. Sejauh kilatan cahaya, sedekat kedipan mata.

Kembali pada dunia nyata, semua terlampaui jejak waktu yang semakin terkikis. Masih berharap senja belum tenggelam ketika sampai di rumah.

bersantai di kamar mungil
bermain dengan pencuri kecil
bercengkrama bersama mama
bergumul dengan roh-ku terdalam

berharap ia datang di saat tak terduga,
menyejukkan hati, menghangatkan jiwa.

pencuri kecil

Terbaring di sampingku..
Pencuri kecil yang datang tiba-tiba,
apa yang dicurinya?
sebagian hatiku yang tidak lagi utuh ini.
Datang tak terduga yang kemudian menyelinap dalam celah kecil ruang hatiku
Dan sekarang dia menetap disana dengan kokoh

Apa yang kau lakukan pencuri kecil?
Segenap hatiku meleleh oleh lelapnya
Seluruh pikiranku luluh oleh tatapnya.

Apa yang harus kulakukan? Si pencuri telah berada jauh di dasar lubuk hatiku

Jangan pergi
Jangan terluka
Jangan melukai..ku
wahai pencuri kecilku

Kini yang sedang terlelap dalam gelapnya malam, lembutnya selimut dan hangatnya perhatian.

Slamat tidur pencuri kecilku.

Diri ini selalu menyayangmu